A.Penduduk
Pengertian
dari penduduk adalah semua orang yang berdomisili di suatu wilayah selama enam
bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi
bertujuan untuk menetap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk :
1. Fertilitas ( Kelahiran )
Fertilitas
dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau
sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas itu menyangkut banyaknya bayi
yang lahir hidup.
Selain
fertilitas,adapula natalitas.Natalitas mempunyai arti yang sama dengan
fertilitas tetapi berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan angka
kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
2.
Mortalitas (Kematian)
Mortalitas
atau kematian adalah keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.Mortalitas atau
kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk.
Data
kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan
pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan,
dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga
diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan
penduduk.
3. Migrasi
Migrasi
merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk
bertujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas
politik /negara dalam suatu negara. Jadi,migrasi sering diartikan sebagai
perpindahan yang permanen dari suatu
daerah ke daerah yang lainnya.
B.Masyarakat
Pada
dasarnya masyarakat adalah suatu kehidupan sosial manusia yang menmpati wilayah
tertentu,yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan
karena memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur
kehidupan masyarakat tersebut.
Pengertian dari 'masyarakat'
menurut beberapa tokoh :
Koentjaraningrat
Masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama.
Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama, yang menghasilkan suatu kebudayaan.
Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia
tersebut.
J.L Gillin dan J.P Gillin
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap,
dan perasaan persatuan yang sama.
Ralph Linton
Masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri dan menganggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Anne Ahira
Masyarakat
merupakan sekelompok orang yang membentuk suatu sistem yang semi tertutup
ataupun semi terbuka, yang mana interaksi sebagian besar adalah antara
perorangan yang berada di dalam kelompok masyarakat tersebut.
Emile Durkheim
Masyarakat
adalah suatu sisitem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga
menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri.
Karl Marx
Masyarakat
adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi
secara ekonomi.
M.J Herskovits
Masyarakat
adalah kelompok individu yang diorganisasi dan mengikuti satu cara hidup
tertentu.
Mac Iver dan Page
Masyarakat
adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama
antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta
kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah disebut masyarakat.
Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu
berubah.
C.Kebudayaan
Kebudayaan
adalah hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya manusia menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan, sedangkan rasa mewujudkan segala norma dan nilai untuk
mengatur kehidupan dan cipta merupakan kemampuan berpikir dan kemampuan mental
yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Pengertian dari 'kebudayaan'
menurut para tokoh :
Edward B. Taylor
Kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan
mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi,
dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
Koentjaraningrat
Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
Dr. K. Kupper
Kebudayaan
merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
William H. Haviland
Kebudayaan
adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
Akar Kebudayaan Indonesia
Akar
kebudayaan Indonesia adalah suatu mekanisme yang terbentuk dari unsur yang
berkaitan dengan zaman prasejarah,jadi ibarat pohon,pohon tidak dapat tumbuh
dan berkembang tanpa adanya akar,demikian pula dengan kebudayaan pada suatu
Negara tidak dapat tumbuh dan berkembang tanpa adanya akar atau pendahulu yang
membentuk kebudayaan tersebut.
Akar
kebudayaan Indonesia berhubungan dengan zaman prasejarah, mulai dari nenek
moyang kita yang membawa kebudayaan Dongson, setelah itu diikuti oleh
perkembangan Islam di Indonesia. Jadi islam juga merupakan salah satu akar
kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan Barat di Indonesia
Dalam
era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia
semakin berkembang pesat dengan mudahnya. Hal ini dapat kita lihat dari semakin
banyaknya rakyat indonesia yang bergaya hidup seperti kebarat-baratan
seperti,mabuk-mabukkan, clubbing,memakai pakaian mini,dan masih banyak lagi
yang lain.
Frans
Magnis Suseno dalam bukunya ”Filsafat Kebudayan Politik”, membedakan tiga macam
Kebudayaan Barat Modern:
a. Kebudayaan Teknologis Modern
Kebudayaan
Tekonologis Modern merupakan sesuatu yang kompleks. Penyataan-penyataan
simplistik, begitu pula penilaian-penilaian hitam putih hanya akan menunjukkan
kekurangcanggihan pikiran. Kebudayaan itu kelihatan bukan hanya dalam sains dan
teknologi, melainkan dalam kedudukan dominan yang diambil oleh hasil-hasil
sains dan teknologi dalam hidup masyarakat: media komunikasi, sarana mobilitas
fisik dan angkutan, segala macam peralatan rumah tangga serta persenjataan
modern. Hampir semua produk kebutuhan hidup sehari-hari sudah melibatkan
teknologi modern dalam pembuatannya.
Kebudayaan
Teknologis Modern itu kontradiktif. Dalam arti tertentu dia bebas nilai,
netral. Bisa dipakai atau tidak. Pemakaiannya tidak mempunyai implikasi
ideologis atau keagamaan.
b. Kebudayaan Modern Tiruan
Kebudayaan
Modern Tiruan terwujud dalam lingkungan yang tampaknya mencerminkan kegemerlapan
teknologi tinggi dan kemodernan, tetapi sebenarnya hanya mencakup pemilikan
simbol-simbol lahiriah saja, misalnya kebudayaan lapangan terbang
internasional, kebudayaan supermarket (mall), dan kebudayaan Kentucky Fried
Chicken (KFC).
Di
lapangan terbang internasional orang dikelilingi oleh hasil teknologi tinggi,
ia bergerak dalam dunia buatan: tangga berjalan, duty free shop dengan tawaran
hal-hal yang kelihatan mentereng dan modern, meskipun sebenarnya tidak
dibutuhkan, suasana non-real kabin pesawat terbang; semuanya artifisial,
semuanya di seluruh dunia sama, tak ada hubungan batin.
Kebudayaan
Modern Tiruan hidup dari ilusi, bahwa asal orang bersentuhan dengan hasil-hasil
teknologi modern, ia menjadi manusia modern. Padahal dunia artifisial itu tidak
menyumbangkan sesuatu apapun terhadap identitas kita. Identitas kita malahan
semakin kosong karena kita semakin membiarkan diri dikemudikan. Selera kita,
kelakuan kita, pilihan pakaian, rasa kagum dan penilaian kita semakin
dimanipulasi, semakin kita tidak memiliki diri sendiri. Itulah sebabnya
kebudayaan ini tidak nyata, melainkan tiruan, blasteran.
Anak
Kebudayaan Modern Tiruan ini adalah Konsumerisme: orang ketagihan membeli,
bukan karena ia membutuhkan, atau ingin menikmati apa yang dibeli, melainkan demi
membelinya sendiri. Kebudayaan Modern Blateran ini, bahkan membuat kita
kehilangan kemampuan untuk menikmati sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Konsumerisme berarti kita ingin memiliki sesuatu, akan tetapi kita semakin
tidak mampu lagi menikmatinya. Orang makan di KFC bukan karena ayam di situ
lebih enak rasanya, melainkan karena fast food dianggap gayanya manusia yang
trendy, dan trendy adalah modern.
c. Kebudayaan-kebudayaan Barat
Kita
keliru apabila budaya blasteran kita samakan dengan Kebudayaan Barat Modern.
Kebudayaan Blasteran itu memang produk Kebudayaan Barat, tetapi bukan hatinya,
bukan pusatnya dan bukan kunci vitalitasnya. Ia mengancam Kebudayaan Barat,
seperti ia mengancam identitas kebudayaan lain, akan tetapi ia belum
mencaploknya. Italia, Perancis, spayol, Jerman, bahkan barangkali juga Amerika
Serikat masih mempertahankan kebudayaan khas mereka masing-masing. Meskipun di
mana-mana orang minum Coca Cola, kebudayaan itu belum menjadi Kebudayaan Coca
Cola.
Dampak kebudayaan barat di
Indonesia
Dampak
kebudayaan barat di Indonesia dicerminkan dalam wujud globalisasi dan
modernisasi yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa
kita.
Dampak Positif
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Adanya
modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya
industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih
merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf
hidup di masyarakat.
Dampak Negatif.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan
industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.
Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak
pilihan yang ada.
b. Sikap Individualis
Masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam kegiatanya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak
semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.budaya negatif yang
mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Cara-cara mempertahankan
kebudayaan Indonesia:
- Menumbuhkan semangat nasionalisme,contohnya adalah semangat mencintai produk dalam negeri.
- Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan baik.
- Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan baik.
- Mewujudkan, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
- Menyeleksi kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia.
- Pemerintah harus Menghak-patenkan kebudayaan-kebudayaan di Indonesia.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar